Kesan 7 Mahasiswa UIN Ar Raniry Jadi Peninjau TGM Buddha

By Admin

nusakini.com--Temu Generasi Muda (TGM) ke-31 Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (PBDNSI) yang berlangsung lima hari, dari tanggal 18 sampai 22 Juni 2018 di Vihara Vimalakirti, memiliki kesan tersendiri bagi mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh. 

Gelaran tahunan generasi muda Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia ini kali melibatkan tujuh mahasiswa UIN sebagai peninjau. Kegiatan ini ditutup oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin. 

"Kami sangat bangga bisa terlibat dalam acara TGM ke 31 tahun ini," kata Khairul Raziqin di Vihara Vimalakirti, Kota Medan, Jumat (22/06). 

Kegiatan ini mengangkat tema "Indonesia Sejati adalah Kerja Bersama Mewujudkan Keadilan Sosial". Kegiatan rutin PBDNSI kali ini diikuti 156 generasi muda Buddha dari 18 Provinsi. 

Selain Khairul, mahasiwa UIN Ar Raniry lainnya adalah Nasa'i Abu Bakar, Karimudin, Wali Ahdi, Afnan, Nanda Herlita dan Ihsan Maulana. "Materi-materi yang di berikan kepada kami cukup bagus, terkait sejarah Tionghoa dan Prasejarah kerajaan Aceh," ungkap Khairul bercerita kesan pesannya selama mengikuti acara TGM ke 31. 

Bahkan, lanjut Khairul, kami dikenalkan dan dipahamkan oleh para pemateri yang mengisi acara tentang budaya Aceh dan tradisi orang Aceh baik dari segi adat maupun persaudaraan dengan masyarakat Tionghoa. "Kita semua bersaudara dan sampai saat ini masih terjaga dan tidak ada perpecahan sampai saat ini, semua terbingkai dalam NKRI," kata Khairul. 

Nanda Herlita juga menyampaikan kebahagiaannya bisa bergabung bersama generasi-generasi muda Buddha ini. Bagi Nanda, Syariat islam di Aceh mengatur keberagaman antar semua agama, tidak pernah membeda-bedakan suku, ras dan golongan. 

"Masyarakat Aceh dgn kaum Tionghoa sebelum abad 15 sudah ada ikatan dengan kerajaan Aceh yaitu permaisuri dari China. Dari sinilah warga Tionghoa bersaudara dengan masyarakat Aceh," kisah Nanda. 

Ihsan Maulana juga mengaku terkesan dengan acara TGM ke 31. Dalam kegiatan ini, dia merasa bisa berbaur bersama orang-orang super ulet, muda-mudi Tionghoa. 

"Mereka cukup baik, bisa memahami perbedaan di antara kita sebagai keragaman yang positif," tambah Ihsan. 

Keterlibatan kami disini, lanjut Ihsan, juga merupakan balasan atas kunjungan muda-mudi Buddha ke kampus UIN Ar Raniry. "Terimakasih untuk semuanya, mari kita jaga perasaudaraan baik ini dalam membangun dan mencapai Indonesia yang adil dan makmur, baik dari segi agama, adat, maupun budaya, dalam bingkai NKRI," tutup Ihsan. (p/ab)